Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran dari Universitas Brawijaya, menciptakan diabevaksin (Anti Diabetes). Vaksin ini ditujukan untuk menangkal penyakit diabetes yang banyak menyerang masyarakat.
Vaksin ini diciptakan oleh Agustin Capriati, Laili Fitri Ni'amita, Annisa Maulidia Mahdi, Sri Ratna Widyati dan Fetero Negeo. Penelitian ini memakan biaya sebesar Rp 10 juta, dan sebanding dengan hasilnya. Kini mereka tengah mengajukan hak paten atas vaksin temuannya.
Vaksin berbahan AGE BSA protein terglikasi KLH, yakni bahan diambil dari moluska ini tengah dilakukan penelitian terhadap kultur manusia. Selanjutnya, akan diproduksi secara massal bekerja sama dengan perusahaan farmasi. "Kemungkinan dipasarkan Biofarma 2018 hingga 2020 mendatang," ujarnya.
Diabevaksi, menurut Makhyan, bisa disuntikkan kepada anak usia 6-10 tahun. Usia tersebut dianggap paling ideal untuk kekebalan tubuh karena sistem imunitas tubuh telah berkembang, sehingga anak yang mendapat vaksinasi akan terlindungi seumur hidup. Vaksinasi membuat seseorang tak membutuhkan pengobatan saat kondisi tubuhnya terserang diabetes.
Kementerian Kesehatan memperkirakan pada 2020, jumlah penderita diabetes mencapai 7 juta jiwa. Penyebabnya, pola makan yang salah serta kurang olahraga. Apalagi masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dalam jumlah besar dan minum dengan kandungan gula tinggi. Zat yang terkandung dalam gula dan bahan pangan itu menjadi penyebab diabetes.
"Vaksinasi akan memperkuat antibodi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Menekan kematian akibat diabetes," ujarnya. Vaksin ini, katanya, juga akan dikembangkan dengan ekstrak jamur tiram yang berkhasiat untuk memulihkan pangkreas yang rusak. Sebab, penderita diabetes juga mengalami kerusakan pada pankreasnya. Semoga info ini menambah pengetahuan anda mengenai penemuan anak bangsa yang telah banyak menciptakan penemuan dalam berbagai bidang.